Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Feature

Planet Nufo Melestarikan Permainan Tradisional pada Hari Anak Nasional 2025

×

Planet Nufo Melestarikan Permainan Tradisional pada Hari Anak Nasional 2025

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Rembang, PikiranBangsa.co – Pada 23 Juli 2025, Planet NUFO mengadakan perayaan Hari Anak Nasional (HAN). Di antara kegiatan yang dilaksanakan pada hari tersebut adalah pagi ceria dengan senam serentak, makan bersama, bermain, dan penganugerahan sertifikat penghargaan.

Kegiatan HAN 2025 di Planet NUFO terlalui dengan sangat meriah. Kegiatan diikuti oleh seluruh Santri-Murid beserta para guru mulia.

Example 300x600

Pada awal kegiatan, ketua penyelenggara, Ustadzah Lainy, memimpin doa lalu memandu senam bersama dengan Can Aulia dan Can Wulan. Dengan diiringi musik, senam “Anak Indonesia Hebat dan Gemar Makan Ikan” terlaksana makin menggembirakan. Terlihat Santri-Murid dan guru mulia begitu enjoi menikmati tiap alunan musik senam.

Begitu usai senam, seluruh NUFO Citizen sarapan bersama. Pagi itu, menu yang disajikan oleh tim konsumsi Planet NUFO cukup spesial karena ada tumisan beragam sayuran yang dipanen langsung dari kebun Planet NUFO, dua jenis lauk yang bisa dipilih yaitu tahu bakso dan pangsit bakso -yang keduanya merupakan hasil karya guru NUFO juga, serta sambal merah yang menggugah selera. Lebih berkesan lagi, selain menu yang spesial ada pula jamu racikan tim kesehatan NUFO. Jamu berwarna kecoklatan yang merupakan perpaduan nikmat antara jahe, serai, kunyit, kencur, kayu manis, dan gula merah. Menu makanan maupun jamu ramuan tersaji bersama dan masih mengepulkan asap panas. NUFO Citizen sangat bersemangat untuk menyantap sajian yang ada di meja. Mereka semua makan menggunakan piring alami yaitu daun jati yang langsung dipetik dari area NUFO, di sekitar tempat berkumpul.

Tak berselang lama, beberapa menit kemudian Can Freya, Bung Bisma, Can Aulia, dan Ustadzah Lainy mulai mengumumkan pembagian kelompok lomba. Kami mulai bertanya satu sama lain, akan ada lomba apakah gerangan? Mengapa tiap kelompok terdiri dari 5-8 orang? Lantas mengapa kami juga diarahkan untuk melepas alas kaki?

Kami masih bertanya hingga akhirnya yakin bahwa kami akan bermain hadang atau bentengan, setelah menyaksikan lapangan tempat kami berkumpul telah diberi tanda dengan kapur. Tanda kapur tersebut membentuk area petak persegi panjang yang memiliki panjang 15 meter dan lebar 9 meter. Area dibagi menjadi 6 petak dengan ukuran masing-masing petak 4,5 meter × 5 meter. Tentunya tiap petak juga terbagi dengan tanda garis kapur. Garis permainan dibuat selebar 5 cm dan akan terus ditebali manakala mulai luntur atau hilang.

Permainan tradisional khas perayaan 17 Agustusan/kemerdekaan ini, gobak sodor, dilakukan dalam waktu 2 × 15 menit. Pemenang permainan ini ditentukan dari besarnya nilai yang diperoleh salah satu kelompok, setelah permainan dinyatakan telah berakhir. Penetapan nilai diambil dari setiap pemain yang berhasil melewati garis depan sampai dengan garis belakang. Apabila pemain berhasil, maka mereka memeroleh nilai satu. Begitupun pemain yang juga berhasil melewati garis belakang sampai dengan garis depan. Mereka akan mendapatkan nilai satu juga.

Kami semua antusias begitu pembagian kelompok dan aturan permainan telah selesai dibacakan. Kelompok Santri-Murid perempuan dan laki-laki dipisah. Empat kelompok perempuan ditemani oleh masing-masing dua ustadzah sedangkan empat kelompok laki-laki ditemani oleh masing-masing satu ustadz.

Kelompok laki-laki dipersilakan untuk memulai lebih awal. Mereka benar-benar kompak dan gesit memainkan bentengan hingga waktu dinyatakan selesai. Tak kalah seru, kelompok Santri-Murid perempuan juga tidak luput dari sorak sorai penonton. Ternyata suasana makin meriah karena pemain kelompok perempuan juga ikut berteriak tiap kali peserta permainan lari dan ada penyerangan.

Begitulah kehebohan itu terjadi sepanjang permainan hingga tanpa sadar Ustadzah Lainy mengumumkan bahwa waktu bermain telah usai. Ternyata meskipun bentengan/gobak sodor ini terbilang jadul atau tak lagi terkenal di kalangan anak zaman now setelah dimainkan super seru dan serasa tak mau usai. Demikianlah sehingga Ustadz-Ustadzah berupaya senantiasa mengenalkan dan mengajak para Santri-Murid untuk melestarikan permainan-permainan tradisional.

Tiba saatnya para pemenang akan memeroleh hadiah. Kelompok yang dinyatakan menjadi pemenang bukan saja yang memeroleh nilai paling banyak dari kelompok laki-laki maupun perempuan, melainkan juga kelompok yang tergiat. Sehingga, ada 5 hadiah dan sertifikat yang diberikan. Meliputi kelompok tergiat satu sampai tiga serta juara satu laki-laki dan perempuan. Selain itu, sebagai puncak kegiatan hari anak nasional, Ustadzah mengumumkan penganugerahan khusus kepada beberapa anak sesuai kategori. Anak paling ceria yakni Can Ashila Nayla Alifa Agnis, anak paling ngemong yaitu Bung Abied Rafly Dwi Nugroho, anak paling soft spoken adalah Bung Emir Maulana Zulfikar, anak paling produktif ialah Can Keysara Lituhayu, serta anak paling disiplin dialah Amira Assyabiya Rafifa dan Bung Atana Hokma Denena.

Acara HAN 2025 Planet NUFO bukan hanya memberikan cerita berkesan untuk anak-anak yang memeroleh penghargaan, tetapi juga seluruh Santri-Murid dan guru mulia yang ikut serta merayakan melalui serangkaian kegiatan yang mengasyikkan.[]

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Feature

Oleh: Muhammad Aufal Fresky*) Sepertinya saya harus mengakui…

Feature

Oleh: Wortelina Aku kira aku akan menjadi orang…