Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Feature

Suara Yang Terpendam

×

Suara Yang Terpendam

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Ervan Hakim Pradana, Mahasiswa UIN Salatiga 2024

Di sebuah desa kecil, tinggal seorang mahasiswi Bernama Lila. Lila adalah mahasiswi yang pendiam dan sering merasa tertekan karena tidak pernah bisa mengungkapkan pikirannya dengan baik. Ia memiliki banyak ide dan Impian, tetapi selalu merasa tekut untuk berbicara di depan orang lain, terutama di kelas.

Example 300x600

Masalah komunikasi yang dihadapi Lila adalah hal yang umum di kalangan remaja. Banyak dari mereka merasa tidak percaya diri untuk berbicara di depan umum atau mengungkapkan pendapat mereka. Hal ini sering kali membuat mereka merasa tersaing dan tidak dihargai.

Suatu hari, kampus Lila mengadakan lomba debat antar kelas. Teman-teman sekelasnya sangat antusias, tetapi Lila merasa cemas. Ia ingin berpatisipasi, tetapi rasa takutnya menghalangi niatnya. Saat teman-temannya mendaftar, Lila hanya bisa menonton dari jauh.

Setelah mendengar teman-temannya berbicara tentang pentingnya menyuarakan pendapat, Lila merasa terinspirasi. Ia pun memutuskan untuk berbicara dengan dosen Bahasa Inggrisnya, Bu Sari. Dengan ragu-ragu, Ia mengungkapkan keinginannya untuk mengikuti lomba debat meskipun ia merasa tidak siap.

Bu Sari mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberikan dukungan. “Lila, setiap orang memiliki suara yang berharga. Cobalah untuk berbicara dari hati. Latihan akan membantumu lebih percaya diri,” kata Bu Sari. Dengan bimbingan Bu Sari, Lila mulai berlatih berbicara di depan cermin dan merekam suaranya. Ia juga bergabung dengan kelompok belajar yang membahas topik-topik debat. Setiap Latihan membuatnya semakin percaya diri.

Hari lomba debat pun tiba. Dengan semangat dan sedikit masih ada rasa gugup, Lila berdiri di depan juri dan audiens. Saat gilirannya tiba, ia mengambil napas dalam-dalam dan mulai berbicara tentang topik yang dipilih: pentingnya menjaga lingkungan. Dengan percaya diri, Lila menyampaikan argumennya dengan jelas dan penuh perasaan. Ia melihat teman-temannya memberi dukungan dengan sorakan kecil. Momen itu memberinya keberanian lebih untuk melanjutkan.

Setelah selesai, juri memberikan pujian atas penampilannya yang menggugah hati. Meskipun tidak memenangkan lomba, Lila merasa bangga karena akhirnya berhasil mengungkapkan pikirannya.

Pengalaman itu mengubah cara pandang Lila terhadap dirinya sendiri. Ia menyadari bahwa suaranya penting dan layak didengar. Sejak saat itu, ia lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi kelas dan tidak lagi takut untuk berbagi pendapat.

Cerita ini mengajarkan kita bahwa setiap suara memiliki kekuatan. Ketika kita berani untuk berbicara dan mendengarkan satu sama lain, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan saling menghargai. Jangan takut untuk mengungkapkan pendapatmu, Dunia ini membutuhkan suaramu!

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Feature

Oleh: Wortelina Aku kira aku akan menjadi orang…

Feature

Oleh: Perempuan Sebalik Tawa Hidup adalah sebuah pilihan….