Oleh: Mughits, Mahasiswa Prodi Manajemen UT Penikmat Sastra Asal Madura
Ketukan demi ketukan mulai membias
Seolah-olah menodai seperti rias
Menempel sangat membekas
Tapi tak seindah berhias
Tetap bertahan…
Meski banyak yang menghilang
Dari makna sebuah kedamaian
Karena realita tak seindah lamonan
Memang terlihat kejam
Tapi sangat indah dan berkesan
Antara pahit dan manis yang menghujam
Kala angan dan ego selalu beriringan
Hati, resah dan gelisah
Kala semua polesan membalut seperti lumpur basah
Terdiam dalam lirihnya nyanyian
Diantara gelapnya kesunyian