Gemuruh riuh pada kesunyian
Menangkap basah bayang-bayang yang berlarian
Adnyana, itu sudah milik seseorang kan?
Aku tau, tidak mengganggu saja itu suatu kemenangan
Pengabadian lewat tulisan itu penuh kesulitan
Menceritakan dengan diksi itu intuisi menyakitkan
Tetapi sayang, jika dilewatkan
aku tepat di seberang sana menatap Swatantra seraya tergamak pena tanpa keterangan
Katanya sastra itu abstrak?
Tapi mengapa duduk bersebelahan saja bernala-nala
“Tenangnya”.
Mangu dengan sebuah penyangkalan,
Disebuah museum perayaan serpihan.
Termenung dalam bilik makna karangan,
Sampai jumpa di beberapa kebetulan
ya…
Oleh: Selviana Safitri, Mahasiswa UIN Salatiga