Oleh: Fahliyuna, Mahasiswa Fakultas Dakwah UIN Salatiga
Untuk menilai apakah prinsip-prinsip demokrasi dijalankan atau justru diabaikan dalam lingkungan kampus, tempat tinggal, atau organisasi, terdapat beberapa indikator penting yang dapat dijadikan acuan.
Pertama, tingkat partisipasi anggota dalam pengambilan keputusan. Dalam lingkungan yang demokratis, seluruh anggota memiliki kesempatan untuk ikut serta dalam proses penentuan arah kebijakan melalui mekanisme seperti rapat, pemilu internal, atau forum diskusi. Ini menunjukkan bahwa suara individu dihargai dan diakomodasi.
Kedua, kebebasan berpendapat. Setiap orang memiliki hak untuk menyampaikan gagasan, kritik, atau saran tanpa merasa takut terhadap tekanan atau intimidasi dari pihak mana pun.
Ketiga, prinsip kesetaraan. Demokrasi menghendaki semua anggota diperlakukan adil, tanpa diskriminasi berdasarkan latar belakang agama, suku, gender, atau status sosial.
Keempat, transparansi. Informasi mengenai kebijakan, rencana kerja, hingga laporan keuangan harus disampaikan secara terbuka agar tidak terjadi penyelewengan atau kesalahpahaman.
Kelima, pengambilan keputusan melalui musyawarah. Dalam demokrasi, keputusan terbaik adalah yang dihasilkan melalui diskusi bersama, bukan keputusan sepihak oleh pemimpin atau sekelompok kecil orang.
Jika kelima prinsip tersebut dijalankan dengan konsisten, maka nilai-nilai demokrasi benar-benar hadir dan hidup dalam lingkungan sehari-hari. Sebaliknya, apabila yang tampak adalah dominasi kekuasaan, pembatasan partisipasi, serta ketertutupan informasi, maka itu menjadi indikasi kuat bahwa prinsip-prinsip demokrasi sedang diabaikan.