Kab. Semarang, PikiranBangsa.co – KKN MIT 20 UIN Walisongo gelar pelatihan pembuatan paving dari limbah plastik sebagai solusi untuk selesaikan masalah sampah plastik yang menumpuk pada Minggu (03/08/2025) di Dusung Karang Dawung, Desa Bonomerto, Kec. Suruh, Kab. Semarang.
Bekerja sama dengan lembaga PKK, pelatihan ini sukses mengundang antusisme warga yang dihadiri oleh kepala dusun karang dawung, pengurus PKK Karang dawung dan warga setempat. Menurut Inayah, anggota KKN MIT 121 UIN Walisongo pelatihan tersebut berangkat setelah banyak ibu-ibu PKK yang mengeluh kebingungan untuk mengelola sampah plastik.
“Sebenarnya ibu-ibu PKK di Karang Dawung ini sudah memiliki program bank sampah. Mereka mengumpulkan sampah lalu menjualnya. Namun, tidak semua sampah dapat dijual hanya sampah botol dan kaleng saja yang bisa dijual. Sedangkan sampah plastik tidak bisa. Dari permasalahan itu kami berpikir untuk menyelesaikan masalah dengan mengubah limbah plastik menjadi barang yang lebih bermanfaat,” ucap Inayah pada Minggu, 03/08/2025.
Pembuatan paving berbahan limbah plastik yang ramah lingkungan ini hanya mengandalkan 3 bahan utama yakni plastik, pasir, dan oli bekas. Masing-masing bahan memiliki takaran dengan perbandingan 60:30:10. Oli bekas direbus hingga mendidih kemudian memasukan sampah plastik kering ke dalamnya secara bertahap. Setelah adonan mulai mengental pasir sedikit demi sedikit dimasukan dan diaduk rata. Setelah adonan tercampur, adonan tersebut dicetak ke dalam cetakan paving yang telah dioles oli sebelumnya. adonan tersebut kemudian diratakan agar bentuknya rapi. Adonan yang sudah diratakan kemudian direndam ke dalam air supaya proses pendinginan menjadi lebih cepat. Tunggu hingga adonan mengeras baru kemudian di keluarkan dari cetakan.
Menurut Ika ketua PKK Karang Dawung, pelatihan ini sangat bermanfaat untuk membantu menangani permasalahan sampah plastik yang kian menumpuk. Ika menilai dengan adanya pelatihan ini warga jadi punya cara lain untuk mengelola sampah plastik.
“Kalo menurut saya pelatihan ini bagus karena selama ini kan kami biasanya membakar sampah plastik. tapi baru beberapa pekan yang lalu saya dikasih tau ternyata membakar sampah plastik itu tidak boleh. Jadi bingung itu sampah plastik mau diapain. Nah setelah ada pelatihan ini kan kami jadi punya cara lain utnuk mengelola sampah,” ujar Ika, Ketua PKK Karang Dawung.
Meskipun pelatihan pembuatan paving dari limbah plastik ini telah dilakukan oleh banyak orang, edukasi dan sosialisasi terkait inovasi paving yang ramah lingkungan perlu digalakan agar manfaat paving dari limbah plastik ini dapat dirasakan hingga ke seluruh lapisan masyarakat. Seno, Ketua kelompok KKN MIT 121 menilai bahwa hal ini merupakan salah satu bentuk dakwah lingkungan supaya masyarakat dapat lebih kreatif dalam mengelola sampah.
“Pelatihan ini bukan hanya sekedar edukasi atau sosialisasi, tapi juga bisa menjadi ajang berdakwah agar masyarakat dapat bersama-sama berinovasi dan mencari cara untuk menyelesaikan masalah sampah plastik yang kian menggunung,” pungkasnya.
Penulis: Naya