Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Mimbar Mahasiswa

Bukan Sekadar Belajar: Mahasiswa sebagai Pilar Perubahan Sosial dan Politik di Indonesia

×

Bukan Sekadar Belajar: Mahasiswa sebagai Pilar Perubahan Sosial dan Politik di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Andhika Raihan Fauzi
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Salatiga

Ketika mendengar kata “mahasiswa”, kebanyakan orang akan langsung membayangkan seseorang yang tekun belajar di bangku perguruan tinggi. Namun, di Indonesia, mahasiswa memiliki makna yang jauh lebih luas. Sejak masa pergerakan nasional hingga era reformasi, mahasiswa kerap tampil sebagai motor penggerak perubahan sosial dan politik. Mereka bukan sekadar pelajar, melainkan juga agen transformasi.

Example 300x600

Peran mahasiswa dalam sejarah bangsa Indonesia sangat kentara. Pada tahun 1998, mahasiswa menjadi aktor utama dalam mendorong tumbangnya rezim Orde Baru. Aksi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan mahasiswa dari berbagai universitas menandai dimulainya era reformasi. Sejarawan Asvi Warman Adam menjelaskan bahwa gerakan mahasiswa saat itu berhasil membangun tekanan publik yang tak lagi dapat diabaikan oleh elite politik (Kompas, 2018).

Namun, kontribusi mahasiswa tidak hanya berhenti di jalanan. Dalam era digital saat ini, mahasiswa memiliki akses luas terhadap informasi dan teknologi yang memungkinkan mereka membangun kesadaran sosial serta melakukan advokasi melalui media sosial. Aksi tagar seperti #ReformasiDikorupsi dan #TolakOmnibusLaw menunjukkan bagaimana mahasiswa mampu menggerakkan opini publik secara masif di dunia maya.

Tidak hanya dalam ranah politik, mahasiswa juga aktif dalam gerakan sosial dan kemanusiaan. Program pengabdian masyarakat, penelitian di desa-desa terpencil, hingga aksi kemanusiaan saat bencana menjadi bukti bahwa mahasiswa turut berkontribusi membangun bangsa dari bawah. Menurut data Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, ribuan mahasiswa setiap tahun mengikuti program seperti KKN Tematik, yang difokuskan pada isu-isu sosial seperti kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.

Meski demikian, tantangan yang dihadapi mahasiswa masa kini tidaklah ringan. Konsumerisme, apatisme, dan tekanan akademik dapat membuat sebagian mahasiswa kehilangan semangat idealismenya. Oleh karena itu, penting bagi lingkungan kampus, masyarakat, dan negara untuk mendukung peran kritis mahasiswa tanpa membatasi ruang berekspresi mereka.

Pada akhirnya, mahasiswa adalah lebih dari sekadar peserta didik. Mereka merupakan generasi yang berada di persimpangan antara ilmu dan idealisme. Ketika mereka memilih untuk peduli, bersuara, dan bertindak, maka mereka telah mengambil peran sebagai pilar penting dalam perubahan sosial dan politik Indonesia. Seperti kata Bung Hatta, “Pemuda harus menjadi tulang punggung perjuangan bangsa.” Hingga kini, semangat itu tetap relevan — dan sangat dibutuhkan.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *