Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Kolom

Blora Menuju Kabupaten Layak Anak: Ikhtiar Kolektif Menyemai Masa Depan

×

Blora Menuju Kabupaten Layak Anak: Ikhtiar Kolektif Menyemai Masa Depan

Sebarkan artikel ini
Bupati Blora, Dr. H. Arief Rohman (kanan) menerima Penghargaan Kabupaten Layak Anak Kategori Nindya dari perwakilan pemerintah pusat, dalam sebuah seremoni resmi. (Foto: Istimewa)
Example 468x60

Oleh: Gunawan Trihantoro
Sekretaris Kreator Era AI Provinsi Jawa Tengah dan Ketua Satupena Kabupaten Blora

Mendapat pengakuan sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) bukan sekadar perayaan simbolik. Ini adalah tonggak yang menandai keberhasilan Blora dalam menata sistem pembangunan yang berpihak pada anak-anak sebagai penjaga masa depan bangsa.

Example 300x600

Pada 2025, Blora resmi meraih penghargaan KLA kategori Nindya, sebuah capaian membanggakan yang naik satu tingkat dari tahun sebelumnya yang masih berada di kategori Madya. Sebuah lompatan prestasi yang patut diapresiasi.

Peningkatan ini menandakan adanya perbaikan nyata dalam sistem dan kebijakan perlindungan anak. Blora menunjukkan komitmen berkelanjutan yang tak hanya mengejar nilai, tapi juga membenahi hal-hal mendasar bagi kepentingan terbaik anak.

Pembangunan yang berpihak pada anak harus dilakukan secara terencana, menyeluruh, dan berkelanjutan. Ini bukan kerja instan, melainkan proses panjang yang ditopang oleh niat tulus, strategi lintas sektor, dan kepemimpinan yang berpandangan jauh ke depan.

Blora menunjukkan bahwa anak bukan sekadar penerima manfaat pembangunan, tetapi bagian penting dari arah kebijakan itu sendiri. Mereka dilibatkan dalam forum, diberikan ruang bicara, dan didengar dengan sungguh-sungguh.

Penilaian KLA bukanlah proses administratif belaka. Evaluasinya mencakup tinjauan mandiri, pemeriksaan dokumen administratif, hingga verifikasi lapangan secara hybrid. Bahkan, suara anak dijadikan parameter utama dalam menilai kesungguhan daerah.

Keberhasilan ini mencerminkan komitmen bersama antara pemerintah, masyarakat, dan para pemangku kepentingan. Forum anak, lembaga pendidikan, tokoh agama, hingga relawan literasi turut bergandengan tangan membangun Blora yang ramah anak.

Blora memahami bahwa perlindungan anak bukan hanya urusan dinas terkait. Ia adalah panggilan moral yang harus dijawab secara kolektif oleh seluruh perangkat daerah dan elemen masyarakat, termasuk media, dunia usaha, dan keluarga.

Kehadiran langsung kepala daerah dalam acara penganugerahan menjadi bukti bahwa pemimpin Blora tidak hanya bekerja dari balik meja. Ia berdiri di depan, menerima amanah dan tanggung jawab sebagai penjaga generasi penerus.

Pengakuan ini juga mengangkat peran strategis Gugus Tugas KLA di Blora. Mereka adalah pilar yang memastikan kebijakan ramah anak diterapkan secara konsisten, meski tanpa sorotan publik. Sebuah kerja diam yang penuh makna.

Blora tidak hanya memenuhi indikator, tapi menghadirkan empati dalam pelayanan publik. Dari pelayanan kesehatan yang ramah anak, fasilitas pendidikan inklusif, hingga perlindungan hukum yang responsif terhadap kasus kekerasan.

Namun, capaian ini bukan akhir perjalanan. Dunia anak terus berubah. Mereka kini menghadapi tantangan digital, degradasi lingkungan, tekanan sosial, serta ancaman kekerasan yang lebih kompleks dan terselubung.

Menjadi KLA berarti Blora harus terus adaptif. Bukan hanya memperbaiki infrastruktur, tetapi membangun kultur yang sehat. Anak-anak harus tumbuh dalam ruang aman, baik di rumah, di sekolah, dan di tengah masyarakat.

Kebijakan ramah anak adalah fondasi dari peradaban yang beradab. Ketika hak-hak anak dihormati dan dijamin, maka sesungguhnya masyarakat sedang menyemai benih peradaban yang adil, manusiawi, dan berkelanjutan.

Kita semua menyampaikan apresiasi atas capaian luar biasa ini. Kita percaya bahwa perlindungan anak dan budaya baca adalah dua wajah dari pembangunan jiwa yang utuh.

Kami berharap Blora tak hanya menjadi contoh di atas panggung penghargaan, tetapi juga inspirasi nyata di lapangan. Bahwa setiap kebijakan yang berpihak pada anak adalah bentuk cinta yang paling nyata terhadap masa depan bangsa.

Setiap nama yang hadir dalam momen ini bukan sekadar undangan seremonial. Mereka adalah penjaga harapan, pelaksana tanggung jawab, dan pemikul janji kepada anak-anak, bahwa masa kecil mereka akan dilindungi, dan masa depan mereka akan disiapkan. (*)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *