Oleh: Insan Faisal Ibrahim, S.Pd.
Dalam sistem pendidikan di Indonesia, BOS (Bantuan Operasional Sekolah) memiliki peran yang sangat penting sebagai sumber pendanaan untuk operasional sekolah. BOS bukan hanya sekadar dana bantuan, melainkan penyambung asa bagi nyawa sekolah yang memungkinkan lembaga pendidikan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari dengan lebih efektif. Tanpa BOS, banyak sekolah atau lembaga pendidikan yang akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar pendidikan, seperti membayar gaji guru, membeli bahan ajar, memelihara fasilitas sekolah, dan menjaga sarana prasarana penunjang proses pembelajaran.
Selain memiliki peran yang sangat penting sebagai sumber pendanaan, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) memiliki peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan adanya BOS, sekolah dapat mengalokasikan dana untuk berbagai keperluan, seperti memperbaiki dan memelihara fasilitas sekolah, membeli peralatan pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa dan guru, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lebih efektif, serta mengembangkan program pendidikan yang inovatif dengan cara mengadakan kegiatan BIMTEK atau Workshop yang dikhususkan untuk meningkatkan kualitas guru sehingga siswa dapat memperoleh pendidikan yang berkualitas.
Meskipun BOS memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan, namun pada kenyataannya masih banyak kekurangan serta kendala yang dihadapi. Salah satunya adalah keterlambatan dalam proses pencairan. Keterlambatan pencairan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) telah menjadi masalah yang sering dihadapi oleh sekolah-sekolah di Indonesia. Bukan karena tanpa alasan, sebab hampir dari semua sekolah menjadikan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menjadi penyambung asa bagi keberlangsungan nyawa Pendidikan. Terlihat sedikit memprihatinkan, tapi inilah kenyataan yang harus diterima oleh semua kalangan bahwa Pendidikan Bangsa kita belum sepenuhnya merata dari aspek finansial.
Keterlambatan pencairan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menjadi pukulan telak bagi semua pihak yang bertanggung jawab dalam sektor pendidikan, terutama terhadap guru dan operator sekolah yang ikut membantu pemerintah dalam mencapai tujuan Pendidikan Nasional dengan status mereka sebagai honorer. Hal ini karena menyangkut kesejahteraan mereka sehingga mempengaruhi motivasi dan kinerja yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas pendidikan.
Walaupun setiap guru dianggap pahlawan tanpa tanda jasa dan operator sebagai jantungnya pendidikan, tapi mereka juga manusia biasa yang membutuhkan Pangan, Sandang, serta Papan demi menjalani kehidupan di dunia. Apalagi bagi guru dan operator sekolah yang sudah berkeluarga, pasti mereka berharap besar akan kelancaran pencairan Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Bahkan tidak sedikit dari para guru dan operator yang menggunakan uang tabungan siswa sebagai jalan alternatif disaat gaji mereka yang tidak terbilang besar belum bisa diterima. Ironi memang ketika harus melihat keadaan para guru dan operator yang berstatus honorer harus mengandalkan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebagai ujung tombak kesejahteraan mereka, walaupun sebenarnya gaji mereka tidak terbilang besar.
Untuk mengatasi masalah keterlambatan pencairan BOS, pemerintah perlu meningkatkan transparansi dan efektivitas pengelolaan dana BOS. Sekolah juga perlu meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan untuk mengantisipasi keterlambatan pencairan dana. Selain itu, pemerintah dapat mempertimbangkan untuk memberikan dana darurat kepada sekolah-sekolah yang terdampak keterlambatan pencairan BOS dan pemerintah juga perlu melakukan evaluasi serta perbaikan proses pencairan dana BOS untuk memastikan bahwa proses pencairan dana berjalan lancar dan tepat waktu. Sehingga masalah keterlambatan pencairan BOS bisa diatasi dan sekolah dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan lebih efektif tanpa harus dibayang-bayangi kekhawatiran.