Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Opini

Gen Z dan Pasangan Standar Tik Tok

×

Gen Z dan Pasangan Standar Tik Tok

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Lainy Ahsin Ningsih, Pengajar di Pesantren-Sekolah Alam Planet NUFO Rembang

Media sosial merupakan bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dagi Generasi Z di tengah perkembangan dunia digital. Salah satu media sosial yang paling sering dan bahkan tidak lepas dari kehidupan sehari-hari Gen Z adalah Tik Tok. Melalui media ini, Gen Z terbiasa untuk mencari hiburan, mencari informarsi, mengekspresikan diri melalui konten yang dibuat, juga berbelanja berbagai kebutuhan. Aktivitas-aktivitas tersebut akhirnya secara perlahan membentuk standar serta ekspektasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam urusan memilih atau mencari pasangan. Saat ini fenomena “pasangan standar Tik Tok” telah menjadi perbincangan hangat yang tidak jarang terkesan kurang realistis dalam hubungan asmara. Benarkah demikian?

Example 300x600

Tik Tok menyajikan berbagai macam konten tentang pasangan ideal yang menampilkan visual seseorang yang menarik, terkesan romantis, dan dibubuhi dengan sound lagu-lagu viral yang sedang naik daun. Selain visual yang menarik, biasanya konten-konten tersebut juga menunjukkan kehidupan yang mewah dan hubungan yang harmonis sehingga terciptalah visual pasangan yang seolah sempurna dari segala aspek. Karena sering melihat, menyukai, atau bahkan menyimpan konten-konten dengan tema tersebut, Gen Z tanpa sadar telah menciptakan persepsi bahwa pasangan mereka kelak juga harus seperti orang-orang yang muncul di konten tersebut. Hubungan dan kehidupan mereka juga diharapkan sesuai dengan yang digambarkan di konten-konten yang biasa mereka lihat. Padahal, selalu ada kekurangan dalam setiap perjalanan seseorang dan itu adalah hal yang tidak dapat dihindari.

Kehidupan yang sebenarnya tentu tidak semulus dengan apa yang mereka harapkan. Jika standar dalam memilih pasangan masih sebatas visual serta memimpikan mendapatkan pasangan yang mapan agar dapat hidup berleha-leha, maka Gen Z juga harus siap menelan kenyataan serta penolakan yang tidak pernah mereka bayangkan. Adanya standar ini justru membuat Gen Z melupakan aspek pentik yang sebenarnya harus dipertimbangkan dalam menentukan pasangan seperti; komunikasi yang baik, kesetiaan, komitmen, juga manajemen keuangan setelah berumah tangga. Adanya fenomena ini ditangkap oleh banyak konten kreator dengan membagikan video yang memuat konsep seragam yaitu rumah tangga yang harmonis, romatis, penuh kejutan, dan selalu terpenuhi apa yang diinginkan.

Ketika yang muncul dalam layar Gen Z adalak konten-konten tersebut, mereka kemudia merasa aneh atau tidak nyaman karena hubungan dan standar yang mereka miliki tidak sama seperti apa yang sering mereka lihat. Akhirnya, mereka selalu membandingkan kehidupan mereka yang kurang sempurna dengan perbandingan yang tidak realistis. Selain berdampak pada ekspektasi, fenomena pasangan ini juga berakibat pada cara Gen Z memandang diri sendiri. Banyak di antara mereka yang menjadi kurang percaya diri dan takut untuk tampil di media sosial karena merasa dirinya jauh dari standar yang ada. Perlahan, mereka mulai mengubah gaya hidup dan penampilan sebagai usaha untuk memenuhi standar yang bahkan mereka tidak tahu apakah itu sesuai atai tidak untuk kehidupannya.

Maraknya tren couple goals membuat banyak pasangan berlomba untuk menunjukkan kemesraan dan mengunggahnya di Tik Tok. Beberapa konten kretor yang akunnya berisi kehidupan harmonis bersama pasangan, ternyata kehidupan mereka di dunia nyata berbanding terbalik dengan apa yang mereka upload. Demi mendapatkan exposure mereka rela berpura-pura dan menyembunyikan permasalahan yang ada. Inilah akibat apabila hubungan lebih fokus pada pencitraan dibandingkan komunikasi yang sehat.

Perlu diketahui juga bahwa tidak semua pengaruh tentang asmara yang ada di Tik Tok bersifat negatif. Tidak sedikit konten kreator yang membagikan informasi seputar cara membangun hubungan yang sehat. Banyak juga konten edukatif yang dapat dipilah dan bisa memberikan wawasan bagi Gen Z tentang komitmen dan komunikasi dalam membangun hubungan yang harmonis. Untuk menghindari lingkaran standar yang kurang realsitis, Generasi Z hanya perlu menumbuhkan kesadaran dan kritis terhadap konten-konten yang berseliweran di Tik Tok.

Orang tua juga memiliki peran penting dalam membimbing Generasi muda seperti Gen Z agar lebih selektif dalam menentukan kriteria pasangan. Tidak hanya berhenti di sini, setelah bisa menentukan kriteria pasangan yang sesuai dengan dirinya, maka tugas Gen z adalah perlahan berusaha agar dirinya juga mampu memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebab pasangan adalah cerminan diri. Adanya kriteria ini tidak berarti bahwa mereka ketika bertemu dengan pasangannya nanti langsung sesuai dan telah memiliki kriteria seperti apa yang diharapkan, namun juga bagaiman nantinya bisa tumbuh dan berkembang bersama-sama untuk saling melengkapi dan menyempurnakan dan tidak pernah malas untuk terus balajar dan mencoba.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *