Oleh: M Sofi Humam
Di dunia modern yang semakin kompleks dan berbilang berbudaya, keharmonian dalam masyarakat bukan lagi sesuatu yang diimpikan semata-mata tetapi ia adalah keperluan. Masyarakat yang aman dan bersatu hanya bisa dibentuk dengan melalui proses integrasi sosial. Namun, lebih penting lagi, ia harus bersifat inklusif yaitu melibatkan semua orang atau golongan dan tidak berpihak sebelah.
Integrasi sosial merupakan menyatukan antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda latar belakang entah itu agama, ras, budaya atau hubungan sosial dalam kehidupan bersama yang adil dan setara. Integrasi yang inklusif tidak hanya yang membutuhkan upaya dari semua pihak untuk bersatu, tetapi juga bisa memastikan bahwa seorang individu merasa di hargai dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang. Dalam integrasi ini, keberagaman menjadi kekuatan untuk membangun masyarakat yang adil, inklusif, dan berkeadilan.
Keharmonian bukanlah sesuatu yang lahir secara langsung jadi. Tetapi hasil daripada usaha perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh banyak orang secara bersama-sama yang berterusan untuk memahami, menghormati, dan menerima satu sama lain. Integrasi yang inklusif membentuk asas kepada kehidupan masyarakat yang stabil. Inklusiviti memastikan tiada pihak yang merasa terpinggirkan atau disisihkan. Apabila semua rakyat mendapatkan rasa dihargai dan disayangi oleh negara, semangat pratiotisme dan kesatuan maka akan tumbuh dengan kukuh.
Contohnya, apabila dasar pendidikan memberi ruang kepada semua kaum atau daerah untuk belajar tentang budaya masing-masing, tempat kerja yang menerima semua agama dan merayakan perayaan berbagai agama, itu semua adalah bentuk integrasi sosial membina kepercayaan masyarakat dan saling menghormati.
Bila semua orang merasa dihargai dan tidak disisihkan, suasana akan menjadi lebih enak dan aman. Masyarakat tidak mudah untuk bergaduh akan tetapi lebih senang untuk berkerjasama untuk kebaikan bersama, seperti gotong royong, membersihkan lingkungan sekolah, dan membantu rekan yang sedang kesusahan.
Sebaliknya, kalau ada orang yang merasa tidak dihargai dan disisihkan akan timbul kebencian dan pecah belah antara masyarakat. Kadangkala media sosial yang menjadi medan memperbesar penyebaran kebencian dan salah paham antara kelompok masyarakat jika tidak digunakan dengan bijak. Fitnah, berita palsu, dan kebencian boleh memecahbelahkan masyarakat jika tidak digunakan dengan baik.
Maka untuk mencapai keharmonian melalui integrasi sosial yang inklusif, ada beberapa langkah penting yang perlu diambil. Diantaranya, di sekolah menerapkan pendidikan tentang toleransi, empati, dan menghargai perbedaan budaya. Pemerintahan juga perlu melaksanakan dasar yang sama, yaitu memberi peluang yang sama rata kepada semua golongan masyarakat tanpa pilih kasih. Selain itu, dialog antara komuniti juga penting, seperti membuka forum bebas, progam kesukarelawan, dan acara budaya bersam bisa membuka ruang kepada berbagai komuniti untuk berinteraksi dan saling mengenali.
Menciptakan sebuah keharmonian bukanlah tugas yang mudah, akan tetapi bukan suatu yang mustahil. Melalui integrasi yang inklusif adalah jalan yang terbaik untuk mengukir keharmonian yang sejati. Bukan hanya dalam sebuah masyarakat yang damai, akan tetapi bisa menciptakan sebuah negara yang bersatu padu yaitu Bhineka Tunggal Ika. Dalam mencapai itu dibutuhkan usaha bersama, kesungguhan, dan kepercayaan bahwa perbedaan bukanlah penghalang, tetapi kekuatan untuk masa depan yang cerah dan bersatu.

















