Oleh: Muhammad Wildan Maulana, Mahasiswa S2 Manajemen Universitas Semarang
Di senyap malam yang penuh bisikan
Ada nama yang selalu kudendangkan.
Namamu, perempuan dalam setiap doaku
Yang tak pernah tahu cintaku menyelimutimu.
Aku berdiri di balik bayangmu,
Menjaga dari jauh, mencintai tanpa suara.
Kau berjalan dengan dunia yang kau tahu
Sementara aku tetap terpaut pada harap yang tak bermuara.
Mereka datang, membawa senyuman manis
Merangkai kata untuk menggoda hati ini.
Namun aku, lelaki yang tak berpaling
Tetap memilih satu nama di tengah badai yang menggiring.
“Mengapa kau tak berpaling?” mereka bertanya
Karena cinta ini bukan permainan rasa.
Aku memilihmu, bukan karena mudah
Tapi karena hatiku tahu, kau adalah rumah
Meski kau tak pernah tahu apa yang kurasa
Dan aku tak pernah punya keberanian berkata
Aku memilih mencintaimu dalam diam.
Jadi biarlah waktu yang menjadi saksi
Akan cinta yang tak pernah mati.
Meski dunia menggoda dengan seribu wajah.
Hatiku tetap pada satu arah: hanya kau, tanpa berubah.