Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Esai

Rahmatan Lil’alamin, Katanya

×

Rahmatan Lil’alamin, Katanya

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Muhammad Yusron Chasani, Mahasiswa Psikologi Islam UIN Salatiga

Satu kalimat sakti yang seringkali kita dengar. Entah jadi pembenar, jawaban pasrah untuk cari aman, atau bahkan menjadi jargon sebagai bentuk “kepantasan” seorang muslim. Rahmatan Lil’alamin.

Example 300x600

“Dan tidaklah kami mengutusmu (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam”.

Nabi Muhammad adalah rahmat itu sendiri, kedatangan beliau memang membawa ajaran, tetapi sosok dan kepribadian-nya adalah rahmat yang dianugerahkan Allah Swt kepada beliau.

Menurut Prof. Quraish shihab ayat ini secara eksplisit menyatakan bahwa: “Kami tidak mengutus engkau untuk membawa rahmat, tetapi sebagai rahmat atau agar engkau menjadi rahmat bagi seluruh alam.” (Tafsir Al-Misbah 8]: 518).

Diturunkannya Muhammad ke bumi sekaliguslah rahmat melekat bersamanya, dia lah utusan dia pula rahmat bagi tempat diutusnya. Rahmat memiliki arti kasih sayang, kebaikan, dan segala macam akar daripada kemaslahatan.

Alghazali dalam al-Maqashidul Atsna menetapkan 2 syarat seseorang untuk menjadi penebar kasih sayang ini:
Pertama, memiliki perhatian terhadap orang yang membutuhkan kasih sayang (Empath). Hingga kemudian memunculkan sikap ingin membantu, walaupun belum tentu mampu. Kedua, mampu dan menebarkan kasih sayangnya. Dengan kesadaran bahwa hal yang sama juga dilimpahkan Allah kepadanya.

Lalu bagaimana dengan kalimat populer Islam Rahmatan Lil’alamin?

Kalimat ini tentunya bukan berasal dari Al qur’an. Sudah dijelaskan diatas bahwa rahmat yang di maksud dari surat Al Anbiya’ ayat 107 adalah nabi Muhammad.
Namun belakangan dengan sering munculnya kalimat “Islam Rahmatan Lil’alamin” seakan menjadi misi islam. Seakan mengartikan bahwa islam ini diturunkan Allah sebagai prasarana untuk melaksanakan kasih sayang.

Kasih sayang itu sifatnya universal tak harus menjadi muslim untuk melakukan kasih sayang, dan tidak pula membatasi jika hanya muslim saja yang mampu melaksanakan segala bentuk kasih sayang. Pemahaman semacam ini tentunya keliru.

Semua agama terutama samawi tentu mengajarkan kebaikan, kasih sayang, dan cinta sesama makhluk. Jika memang hanya Islam saja yang diturunkan sebagai rahmat, tentu sudah terbantahkan sejak dulu.

Hematnya, kemunculan Islam Rahmatan Lil’alamin adalah bentuk upaya daripada para ulama’ untuk mengembalikan ajaran islam kepada sumber rahmat di muka bumi yaitu, nabi Muhammad. Dengan harap islam disebar dan dikenalkan dengan penuh kasih sayang, dengan lembut, dengan penuh cinta seperti halnya yang dilaksanakan oleh nabi Muhammad.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Esai

Oleh: Ahmad Muntaha Dia pergi di tengah gemuruh…