Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Mimbar Mahasiswa

Relasi Negara, Agama, dan Hak Asasi Manusia dalam Krisis Kemanusiaan di Gaza

×

Relasi Negara, Agama, dan Hak Asasi Manusia dalam Krisis Kemanusiaan di Gaza

Sebarkan artikel ini
Oplus_131072
Example 468x60

Oleh: Aniisah Zulfatus Suroyya, Mahasiswa UIN Salatiga

Israel dan palestina merupakan dua negara yang memiliki konflik besar disebabkan karena perebutan wilayah. Konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina menjadi konflik yang paling rumit dalam politik internasional. Konflik ini merupakan salah satu konflik terpanjang yang masih berlangsung hingga saat ini. Perang israel dan palestina Kembali memanas setelah pasukan hamas menyerang wilayah bagian selatan israel. Konflik ini menewaskan kurang lebih 55.000 jiwa.

Example 300x600

Konflik ini bermula pada abad ke 19 ketika gerakan zionisme muncul (keinginan orang yahudi untuk Kembali ke tanah leluhur mereka di wilayah palestina). Setelah perang dunia I, Inggris menganmbil alih wilayah tersebut pada tahun 1917 dan mengeluarkan deklarasi Balfour. Orang Inggris yang menyatakan dukungan orang Yahudi di Palestina. Ketegangan yang meningkat ketika yahudi ke palestina meningkat drastis pada masa perang dunia dan puncak terjadi pada tahun 1947.

Ketika PBB mengusulkan pembagian wilayah palestina menjadi dua negara, sebagian untuk orang yahudi dan sebagian untuk orag Arab. Namun rencana ini tidak diterima oleh orang Arab, sedangkan kaum Yahudi menerimanya. Tahun berikutnya israel memproklamasikan kemerdekaannya yang memicu perang besar-besaran dengan negara arab. Dan menyebabkan eksodus besar-besaran bagi warga palestina.

Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menegaskan bahwa hak palestina untuk memperoleh status negara pengamatan non-anggota. Dalam piagam PBB resolusi ini, menekankan prinsip-prinsip penting termasuk hak dalam penentuan nasib bagi bangsa dan bagi Palestina. Dengan adanya pengakuan resmi dari sebagian anggota PBB, Palestina dapat berpartisipasi dalam diskusi pembuatan resolusi internasional. Dengan adanya pengakuan dari negara-negara anggota PBB, Palestina dapat memperjuangkan hak-hak rakyat-rakyatnya lebih kuat.

Artikel ini membahas mengenai relasi negara, agama, dan hak asasi manusia dalam krisis kemanusiaan di gaza yang lebih mendalam lagi. Krisis kemanusiaan di gaza terjadi karena penyerangan bersenjata Israel kepada Palestina merupakan suatu kepentingan negara dan pengabaian terhadap hak asasi manusia. Agama menjadi sumber kedamaian dalam permasalahan, tetapi sering dimanfaatkan dalam politik. Pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di palestina, menunjukkan bahwa kurangnya perlindungan hukum internasional.

Peran Negara dalam Konflik dan Krisis Kemanusiaan di GazaMasyarakat internasional sangat memperhatikan konflik yang terjadi antara israel dan palestina. Negara-negara memiliki peran penting dalam menangani krisis kemanusiaan di Gaza. Mereka dapat berperan dalam upaya diplomasi untuk menyelesaikan konflik, memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil yang terkena dampak, dan memberikan tekanan internasional kepada pihak-pihak yang terlibat dalam konflik. Namun, peran negara-negara ini sering kali dipengaruhi oleh kepentingan politik dan keamanan mereka sendiri.

Israel sebagai pelaku utama dengan memainkan peran sentral dalam konflik di Gaza. Israel melakukan blockade yang menyebabkan terjadinya kerusakan besar pada infrastruktur dan banyaknya korban jiwa dalam pertempuran pada warga palestina. Serangan yang dilakukan oleh Israel kepada warga Palestina dengan mengarahkan serangan militer ke wilayah yang padat oleh penduduk dan menimbulkan pelanggaran pada hak asasi manusia. Konflik antara Israel dan Palestina menggunakan senjata militer, Israel melakukan serangan kepada Palestina yang melanggar hukum humaniter. Serangan tersebut berlangsung selama 22 hari di jalur Gaza dan menewaskan Sebagian besar penduduk sipil. Serangan tersebut sangat bertentangan dengan hukum humaniter dan peinsip kemanusiaan dalam hak asasi manusia.

Agama sebagai Sumber Identitas, Solidaritas dan Konflik di GazaAgama juga memiliki peran penting dalam krisis kemanusiaan di Gaza. Banyak organisasi keagamaan yang bekerja untuk membantu warga sipil yang terkena dampak konflik, seperti memberikan bantuan makanan, obat-obatan, dan tempat tinggal. Namun, agama juga dapat digunakan sebagai alat untuk memobilisasi dukungan untuk kekerasan dan konflik. Agama berperan dalam solidaritas antar komunitas satu agama maupun lintas agama. Adanya solidaritas ini, dapat membentuk dukungan dalam upaya perdamaian kemanusiaan yang melibatkan kelompok agama yang berbeda-beda. Agama sering sekali dimanfaatkan untuk politik Identitas keagamaan warga Palestina (mayoritas Muslim) maupun identitas keagamaan negara Israel (mayoritas Yahudi).

Konflik sering dibungkus dengan narasi agama sebagai pembenaran atau motivasi perjuangan, baik dalam membela tanah suci, mempertahankan tempat ibadah, atau dalam konteks “jihad” dan “pembelaan diri”. Namun, agama juga, Menjadi alat mobilisasi massa, menguatkan solidaritas internal, tetapi juga bisa memperuncing polarisasi. Di sisi lain, banyak tokoh lintas agama menyerukan perdamaian dan penghormatan HAM, tetapi sering kali suara ini tidak mendapatkan ruang dalam arus utama konflik.

Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Tanggung Jawab Kemanusiaan GlobalHak asasi manusia merupakan prinsip penting dalam menangani krisis kemanusiaan di Gaza. Warga sipil di Gaza memiliki hak untuk hidup aman, memiliki akses ke makanan, air, dan obat-obatan, serta memiliki hak untuk tidak menjadi korban kekerasan. Namun, hak-hak ini sering kali dilanggar dalam konflik antara Israel dan Palestina.Krisis di Gaza menunjukkan pelanggaran HAM yang sangat berat, seperti Hak hidup dan perlindungan sipil yang dilanggar akibat serangan udara, blokade, dan konflik bersenjata. Hak atas kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi akibat kerusakan infrastruktur dan blokade kemanusiaan. Hak anak-anak dan perempuan yang paling rentan menjadi korban.

HAM seharusnya menjadi pijakan etis dan hukum yang universal, tetapi dalam praktiknya seperti Sering terabaikan dalam konflik bersenjata. Standar ganda dalam penegakan HAM, tergantung pada kepentingan negara-negara besar dan kekuatan global.Upaya Negara (Lokal & Internasional)Tekanan Diplomatik dan Politik yaitu Negara-negara OKI, Liga Arab, dan negara Global Selatan mendorong PBB untuk menyelidiki pelanggaran HAM di Gaza. Beberapa negara Amerika Latin (seperti Bolivia dan Chile) memutus hubungan diplomatik atau menarik duta besar sebagai bentuk protes terhadap agresi Israel.

Bantuan Kemanusiaan negara seperti Indonesia, Turki, Qatar, dan Mesir mengirim bantuan medis, pangan, dan relawan melalui jalur Rafah. Negara donor Barat memberikan bantuan kemanusiaan, meskipun sering dikritik karena tetap mendukung militer Israel. Narasi dan Mobilisasi Pemuka agama memainkan peran penting dalam membentuk opini publik dan mendorong aksi kemanusiaan.

Upaya Pembelaan Hak Asasi Manusia (HAM)Dokumentasi Pelanggaran HAM yaitu Organisasi seperti Amnesty International, Human Rights Watch, dan UNHRC terus melaporkan pelanggaran berat di Gaza, termasuk penggunaan kekuatan yang berlebihan. Advokasi dan Kampanye Global merupakan Gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS) menyerukan tekanan ekonomi terhadap Israel sebagai bentuk perlawanan non-kekerasan. Petisi dan demonstrasi global menuntut penghentian serangan dan akses penuh bantuan kemanusiaan. Seruan Gencatan Senjata dan Mediasi dengan Komisioner HAM PBB dan organisasi HAM menyerukan gencatan senjata segera, pembebasan sandera, serta akses terhadap layanan dasar bagi warga sipil.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *