Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Mental Health

Sudahkah Mental Kita Sehat?

×

Sudahkah Mental Kita Sehat?

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Afifah ‘Ainun Ni’mah, S.Sos., Pengajar di Pesantren-Sekolah Alam Planet NUFO Rembang, Mahasiswa Pascasarjana Bimbingan Konseling Universitas Negeri Semarang.

Kesehatan mental merupakan aspek fundamental dalam kehidupan manusia yang sering kali terabaikan. Di tengah kesibukan dan tekanan hidup modern, banyak orang tidak menyadari bahwa kesehatan mental mereka mungkin sedang dalam kondisi yang kurang baik. Padahal, gangguan mental dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari hubungan sosial, produktivitas kerja, hingga kesehatan fisik.

Example 300x600

Pertanyaannya, sudahkah mental kita benar-benar sehat? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami apa itu kesehatan mental, bagaimana kondisi kesehatan mental masyarakat saat ini, serta upaya yang telah dan perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan mental yang optimal.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental adalah kondisi kesejahteraan di mana individu dapat menyadari potensi dirinya, mampu mengatasi tekanan hidup, bekerja secara produktif, dan memberikan kontribusi kepada komunitasnya. Dengan kata lain, seseorang dikatakan memiliki kesehatan mental yang baik jika ia dapat berpikir jernih, mengendalikan emosi, dan menjalani kehidupan dengan perasaan sejahtera.

Banyak faktor yang dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang, termasuk faktor biologis seperti genetik dan ketidakseimbangan kimia di otak, faktor psikologis seperti trauma, pola pikir, dan pengalaman masa lalu, serta faktor sosial seperti tekanan ekonomi, hubungan interpersonal, dan budaya. Jika seseorang mengalami stres berkepanjangan, kecemasan yang tidak terkendali, atau perasaan sedih yang mendalam tanpa alasan jelas, itu bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan mental yang perlu diperhatikan.

Kondisi kesehatan mental masyarakat Indonesia masih menjadi perhatian utama. Data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa sekitar satu dari sepuluh orang Indonesia mengalami gangguan kesehatan mental. Gangguan tersebut meliputi kecemasan, depresi, dan skizofrenia. Jika tidak ditangani sejak dini, kondisi ini dapat berkembang menjadi lebih serius dan berdampak pada kehidupan sehari-hari.

Selain itu, survei Kementerian Kesehatan pada tahun 2023 menunjukkan bahwa dua persen penduduk Indonesia berusia lima belas tahun ke atas mengalami masalah kesehatan mental, dengan prevalensi tertinggi pada depresi dan kecemasan. Faktor pemicu utama gangguan ini adalah tekanan hidup yang tinggi, seperti masalah ekonomi, pekerjaan, pendidikan, serta tekanan sosial akibat ekspektasi yang terlalu tinggi dari lingkungan sekitar. Tidak hanya itu, pandemi COVID-19 yang berlangsung beberapa tahun terakhir juga telah meningkatkan angka gangguan kesehatan mental di Indonesia. Isolasi sosial, ketidakpastian ekonomi, dan kehilangan anggota keluarga menjadi faktor yang memperparah kondisi ini.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia menunjukkan bahwa selama pandemi, tingkat kecemasan dan stres meningkat drastis di berbagai kelompok masyarakat. Banyak orang mengalami burnout akibat bekerja dari rumah, sementara yang lain menghadapi kesulitan ekonomi akibat kehilangan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan mental harus menjadi prioritas, sama seperti kesehatan fisik.

Salah satu tantangan terbesar dalam menangani masalah kesehatan mental di Indonesia adalah stigma yang masih melekat di masyarakat. Banyak orang yang mengalami gangguan mental enggan mencari bantuan karena takut dianggap lemah atau “gila”. Padahal, gangguan mental bukanlah sesuatu yang bisa dikendalikan hanya dengan berpikir positif atau lebih bersyukur. Minimnya akses terhadap layanan kesehatan mental juga menjadi kendala utama.

Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa jumlah tenaga profesional di bidang kesehatan mental masih sangat terbatas. Indonesia hanya memiliki sekitar 0,18 psikiater per 100.000 penduduk, jauh dari standar WHO yang merekomendasikan minimal satu psikiater per 100.000 penduduk. Selain itu, layanan kesehatan mental masih terkonsentrasi di kota-kota besar, sedangkan di daerah pedesaan akses terhadap psikolog atau psikiater masih sangat sulit.

Biaya konsultasi yang relatif mahal juga menjadi faktor penghambat bagi masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah untuk mendapatkan bantuan profesional. Menyadari urgensi masalah ini, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan mulai meningkatkan perhatian terhadap kesehatan mental dengan beberapa langkah strategis.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah program skrining kesehatan mental gratis bagi anak sekolah, dewasa, dan lansia. Program ini bertujuan untuk mendeteksi dini gejala gangguan mental sehingga dapat diberikan intervensi lebih awal sebelum kondisi memburuk. Selain itu, pemerintah juga mulai memperkuat layanan kesehatan mental di puskesmas dengan menghadirkan lebih banyak tenaga profesional seperti psikolog klinis dan konselor.

Layanan konsultasi daring juga mulai dikembangkan untuk memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan psikologis. Dalam bidang pendidikan, beberapa sekolah dan universitas mulai memasukkan pendidikan kesehatan mental ke dalam kurikulum mereka. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa dan mahasiswa tentang pentingnya menjaga kesehatan mental serta memberikan mereka keterampilan dalam mengelola stres dan emosi.

Kesehatan mental bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau tenaga medis, tetapi juga merupakan tanggung jawab individu. Salah satu cara menjaga kesehatan mental adalah dengan mengenali dan menerima emosi. Jangan menekan atau mengabaikan perasaan yang muncul. Jika merasa stres, sedih, atau cemas, cobalah untuk memahami penyebabnya dan cari cara yang sehat untuk mengatasinya.

Menjaga pola hidup sehat juga sangat penting, termasuk olahraga teratur, pola makan seimbang, dan tidur yang cukup, karena hal ini memiliki dampak besar terhadap kesehatan mental. Penelitian menunjukkan bahwa olahraga secara teratur dapat membantu mengurangi gejala depresi dan kecemasan. Selain itu, membangun hubungan sosial yang sehat juga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kebahagiaan. Interaksi sosial yang positif dengan keluarga, teman, atau komunitas dapat memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan.

Di era digital ini, menghindari konsumsi berita berlebihan juga sangat penting. Terlalu banyak mengonsumsi berita negatif, terutama melalui media sosial, dapat meningkatkan kecemasan dan stres, sehingga penting untuk membatasi waktu membaca berita dan memastikan sumber informasi yang dikonsumsi terpercaya. Teknik meditasi dan mindfulness juga terbukti efektif dalam mengurangi stres dan meningkatkan ketenangan pikiran. Luangkan waktu beberapa menit setiap hari untuk fokus pada pernapasan dan kesadaran diri. Jika merasa sulit mengatasi masalah sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Konsultasi dengan psikolog atau psikiater dapat membantu menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan mental.

Kesehatan mental merupakan aspek yang tidak bisa diabaikan dalam kehidupan kita. Sayangnya, banyak orang masih menganggap remeh masalah ini atau enggan mencari bantuan karena stigma yang ada di masyarakat. Data terbaru menunjukkan bahwa prevalensi gangguan mental di Indonesia masih cukup tinggi, dengan depresi dan kecemasan sebagai gangguan yang paling umum. Meskipun pemerintah sudah mulai mengambil langkah untuk meningkatkan layanan kesehatan mental, masih banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti stigma sosial, kurangnya tenaga profesional, dan akses yang terbatas.

Sebagai individu, kita juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga kesehatan mental kita sendiri. Dengan mengenali emosi, menjaga pola hidup sehat, membangun hubungan sosial yang baik, dan tidak ragu mencari bantuan saat dibutuhkan, kita dapat meningkatkan kesejahteraan mental dan menjalani kehidupan yang lebih bahagia serta produktif. Jadi, sudahkah mental kita benar-benar sehat? Mari kita introspeksi diri dan mulai mengambil langkah nyata untuk menjaga kesehatan mental kita dari sekarang. Wallahu ‘alam bi al-shawab.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *