Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
Curhat

Yang Terlihat Baik Belum Tentu Baik

×

Yang Terlihat Baik Belum Tentu Baik

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Lina Yulia Khofifah, S.Pd., Pengajar di Pesantren-Sekolah Alam Planet Nufo Mlagen Pamotan Rembang

“Sudah pulang kamu, Nak?”

Example 300x600

“Sudah, Bu.”

Amir berjalan menuju meja makan di pojok ruangan. Tangan kecilnya membuka tudung saji dengan tatapan mata penasaran. Kosong, tidak ada secuil makanan di sana. Ibu memperhatikan gerak anaknya dari balik pintu.

“Hari ini Ibu belum masak, Nak. Apakah kamu sudah lapar?”

“Tidak apa, Bu. Amir sudah makan siang di sekolah. Mulai hari ini, akan selalu ada makan siang gratis di sekolah.”

Janji seorang kepala negara sepertinya mulai diwujudkan. Ibu tampak sumringah, sebab anaknya bisa mendapatkan pendidikan dan makanan bergizi gratis di sekolah. Baginya tak mengapa ia merasa lapar di siang hari, asal perut anaknya bisa terisi nasi. Program yang sangat menguntungkan, ia bisa sedikiit menghemat uang belanja.

Ibu melanjutkan mencuci pakaian milik para pelanggannya. Amir keluar rumah dan bermain bola di lapangan bersama teman-temannya. Amir bermain hingga petang tiba. Di persimpangan jalan, Amin bertemu bapaknya yang baru saja pulang bekerja.

“Pak, tadi Amir dapat makanan gratis di sekolah. Kata Pak Guru, tiap hari kami akan diapat jatah makan.”

“Waaah… Bagaimana rasanya? Enak, Nak?” Bapak menimpali cerita anaknya dengan semangat.

“Enak, Pak. Tadi Amir dapat paha ayam yang besar.”

Bapak dan Amir melanjutkan perbincangannya sambil berjalan menuju ke rumah. Sesampainya di teras rumah, Ibu sudah terlebih dahulu membukakan pintu.

“Amir, Ibu kan sudah bilang kalau main harus ingat waktu. Sudah sore begini kamu baru pulang. Pak, itu anakmu kok susah sekali dibilangin.” Gerutu Ibu sambil menyalami tangan suaminya.

Amir berlalu tanpa menghiraukan ocehan Ibunya. Ia bergegas mengambil handuk dan berlari ke kamar mandi sebelum ada serangan ocehan lanjutan dari Ibunya.
Malam semakin larut. Selepas makan malam, Amir menuju ke kamar. Tak lama, suara dengkuran memeriahkan malam yang sunyi. Sementara itu, di meja makan Ibu dan Bapak mulai memulai obrolan yang serius.

“Bu, apakah stok beras kita masih?”

“Masih cukup untuk seminggu ke depan, Pak.”

“Bapak di rumahkan oleh perusahaan. Mereka bilang harus memangkas anggaran untuk efisiensi anggaran, Bu.”

Ibu terbelalak dengan rasa tidak percaya bercampur kecewa. Bapak melanjutkan pembicaraannya.

“Bapak akan segera mencari pekerjaan pengganti. Satu minggu ke depan, semoga kebutuhan kita bisa tercukupi dari sedikit uang tabungan dan hasil Ibu menjadi buruh cuci. Bapak minta maaf, Bu.”

“Wong cilik kayak kita ini memang tak bisa berbuat banyak, Pak. Baru saja tadi siang Ibu mendengar kabar baik dari Amir, tapi ternyata yang baik belum tentu baik.”

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Curhat

Oleh: Siti Efrilia, Mahasiswa UIN Salatiga Di masa…