Oleh: Cahya Prastiwi, Mahasiwa Fakultas Dakwah Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Salatiga
Budaya menjadi elemen yang sangat penting dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Budaya membentuk cara hidup, pola pikir, dan interaksi sosial antar individu dalam suatu kelompok, yang didalamnya mencangkup nilai, norma, tradisi, adat istiadat dan pengetahuan. Salah satu bentuk budaya yang sangat penting adalah budaya lokal. Menurut Ismail dalam (Vitry & Syamsir, 2024) yang dimaksud dengan budaya lokal adalah semua ide, aktivitas, dan hasil aktivitas manusia dalam suatu kelompok masyaraakat di lokasi tertentu. Budaya lokal tersebut secara aktual masih tumbuh dan berkembang dalam masyarakat serta telah disepakati dan dijadikan pedoman bersama. Dapat dikatakan bahwa budaya telah ada selama bertahun-tahun dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Adanya perkembangan teknologi informasi dan arus globalisasi pada saat ini, telah membuaka peluang bagi pertukaran budaya yang sangat cepat. Seperti halnya budaya moderen yang mulai masuk dan diterima oleh berbagai kalangan masyarakat, terutama Gen Z yang merupakan generasi yang tumbuh besar dengan akses teknologi informasi yang tak terbatas. Masyarakat, khususnya Gen Z memandang budaya moderen lebih keren dan menarik. Fenomena tersebut memunculkan berbagai kekhawartiran akan tergerusnya nilai-nilai budaya lokal yang menjadi ciri khas suatu daerah atau bangsa. Namun, mempertahankan budaya lokal di tengah gempuran budaya moderen bukanlah hal yang mustahil. Kuncinya yaitu dengan mencari solusi yang tepat.
Tantangan bagi masyarakat di tengah arus globalisasi saat ini yaitu mengenai bagaimana cara menemukan keseimbangan anatara menerima budaya moderen dengan tetap menjaga serta melestarikan budaya lokal. Tapi disisi lain Gen Z memiliki potensi besar untuk menangani persoalan tersebut. Gen Z yang cenderung lebih terbuka terhadap perubahan dan kreatifitas, memungkinkan mereka untuk melakukan kolaborasi budaya anatara budaya lokal dengan budaya moderen. Selain itu, dengan adanya perkembangan teknologi dan keterempilan digital yang dimiliki oleh Gen Z, dapat memfasilitasi kolaborasi budaya melalui berbagai macam platform digital.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh Gen Z untuk melakukan kolaborasi budaya lokal dengan budaya moderen, misalnya seperti :
Pertama, menciptakan sebuah musik dengan menggabungkan elemen tradisional dengan elemen musik moderen. Menggabungkan suara alat musik tradisional, seperti gamelan, angklung, kolintang, tifa, suling dan lain sebagainya kemudia di remix dengan musik moderen yang lebih energik dan menarik, sehingga menciptakan bentuk ekspresi baru yang lebih relevan dengan zaman.
Kedua, memadukan unsur tradisional dan moderen dalam bidang fashion. Sperti yang pernah viral di tiktok yaitu kebaya Koreankstyle yaitu dengan memadukan baju kebaya tradisional dengan komponen gaya fashion korea yang moderen.
Ketiga, dalam bidang seni dapat dilakukan dengan menciptakan karya seni mural dengan tema budaya lokal. Biasanya mural dengan tema budaya lokal ini sering ditemukan di ruang publik dan galeri.
Keempat, melakukan kolaborasi masakan tradisisional yang dikombinasikan dengan masakan barat. Misalnya seperti burger dengan isian rending dan spaghetti sambal matah.
Kelima, mengkolaborasikan tari tradisional dengan musik moderen. Hal tersebut dapat membuat seni pertunjukan lebih menarik dan relevan bagi penonton zaman sekarang.
Keenam, menggunakan Tiktok dan Instagram untuk mengenalkan budaya lokal yang lebih kreatif. Misalnya membuat sebauh trend menari dengan pakaian adat, membuat challenge dengan memadukan tradisi lokal, budaya dan bahasa daerah, melakuakn live streaming pertunjukan tradisional, teater, drama musical dan lain sebagainya.
Kolaborasi budaya lokal dengan budaya moderen yang dilakukan Gen Z dalam mempertahankan budaya lokal di tengah gempuran budaya moderen dapat menciptakan ruang yang kaya akan inovasi dan kreatifitas. Keterbukaan Gen Z terhadap hal-hal baru, berhasil menggabungkan budaya lokal dengan budaya moderen, dan menjadikannya relevan di era digital seperti saat ini. Melalui kolaborasi ini Gen Z membukrikan bahwa budaya moderen bukanlah suatu ancaman dan budaya lokal bukanlah hal yang kuno, melainkan sumber inspirasi yang dapat terus berkembang tanpa kehilangan identitasnya. Tapi perlu diingat bahwa dengan melakukan kolaborasi budaya ini, kita tidak boleh menghilangkan makna asli dari budaya lokal tersebut.
Daftar Puastaka
Vitry, H. S., & Syamsir. (2024). Analisis peranan pemuda dalam meestarikan budaya lokal di era globalisasi. Jurnal Multidisiplin ilmu sosial, 3(8).