Oleh: Mila Kaela Atmafia, Mahasiswi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Salatiga
Katanya anak komunikasi, tapi kok belum bisa membangun komunikasi yang baik?
Menjadi mahasiswa jurusan Komunikasi seharusnya membuat seseorang memahami pentingnya komunikasi efektif dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kenyataannya tidak selalu seperti itu. Banyak mahasiswa komunikasi yang masih belum bisa membangun komunikasi yang baik, baik secara verbal maupun nonverbal.
Kemampuan berkomunikasi yang buruk bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya praktik, kurangnya kesadaran akan pentingnya komunikasi, atau bahkan kurangnya minat yang tulus dalam mempelajari ilmu komunikasi. Mahasiswa komunikasi harus menyadari bahwa komunikasi tidak hanya tentang teori, tetapi juga tentang praktik dan aplikasi di kehidupan nyata. Untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi, mahasiswa komunikasi perlu melakukan beberapa hal.
Pertama, mempraktikkan komunikasi secara langsung melalui diskusi, presentasi, atau kegiatan lainnya. Kedua, memperluas pengetahuan tentang teori dan konsep komunikasi. Ketiga, mengembangkan kesadaran akan pentingnya komunikasi yang efektif dalam mencapai tujuan.
Nah, disini contoh pembahasan “Hubungan sehat dan bahagia bersama pasangan”. Hubungan sehat dan bahagia, banyak banget yang mengatakan bahwa faktor terpentingnya adalah komunikasi yang baik. Ya, faktor ini sebenarnya tepat banget, ini juga didukung oleh penelitian. Penelitian menunjukkan bahwa ketika orang mengatakan bahwa mereka tidak bahagia dengan pasangannya. Banyak yang cenderung mengatakan bahwa mereka tidak melakukan komunikasi yang baik.
Nah yang jadi pertanyaan adalah, emangnya komunikasi yang baik itu kaya gimana sih? Nah gimana cara supaya terhindar dari konflik akibat komunikasi yang kurang tepat, dan gimana sih komunikasi yang baik itu?
Pertama dari definisi apa itu Komunikasi? Komunikasi adalah kemampuan seseorang untuk mengekspresikan perasaan dan memahami sesuatu yang diekspresikan orang lain. Seringkali orang salah dalam mengekspresikan perasaan dan salah dalam memahami apa yang diekspresikan oleh orang lain. Terus apa aja sih kesalahan umum dalam komunikasi yang sering dilakukan dalam hubungan?
Ada beberapa alasan umumnya. Kesalahan yang pertama, adanya pembuatan asumsi. Seringkali, kita merasa tau banget apa yang pasangan kita rasain tanpa kita tanya langsung ke mereka, padahal bisa jadi apa yang pasangan kita rasakan itu berbeda sama apa yang kita pikirkan tentang perasaan merek.
Misalnya, cowok bilang ke pacarnya “Mau behenti merokok.”
Pacarnya sebenarnya awalnya santai saja tidak masalah kalau cowoknya merokok, tentunya dia seneng kalau cowoknya mengambil langkah ini, tapi ada suatu waktu di mana cowok ini tiba-tiba rutin merokok lagi. Masalahnya adalah setelah cowoknya merokok lagi, dia mikir, “Duh kalau aku bilang ke pararku jujur tentang aku merokok lagi nanti pacarku marah, aku ga enak sama dia jadi aku gabakal bilang sama cewekku kalau aku merokok lagi.” akhirnya gimana?
Akhirnya dia bohong lah ke ceweknya. Nah, ketika si cowonya bohong ketahuan lah sama pacarnya kalau dia bohong, dan si ceweknya pun marah. Padahal, kalo cowoknya jujur, mungkin berantemnya ga akan sehebat itu, atau bahkan ga berantem sama sekali meskipun memang tidak bisa bikin realisir.
Contoh kasus tadi adalah adanya asumsi sebelum mengkomunikasinya dengan pasangan, jadi ada asumsi negatif dulu padahal belum di asumsiin, mungkin saja ketika si cowoknya bilang dengan jujur, ceweknya mungkin akan jawab gapapa dan ga marah berbeda dengan yang diasumsikan atau bahkan ngesupport cowoknya ketika memang cowoknya kesusahan untuk berhenti merokok.
Nah, maka dari itu sebisa mungkin harus mencoba untuk meminimalisir dulu tentang asumsi apa yang pasangan kamu rasa dan coba memulai buat bertanya langsung ke pasangan kamu apalagi kalau kamu ingin hubungan yang memang menekankan pada kejujuran, jadi mulailah untuk berkata jujur kepada pasangan. Jujur disini bukan berarti bilang semuanya tanpa dipikirkan tapi berkomunikasi secara asertif, alias tetap jujur tapi tetap mencoba untuk tidak menyakiti lawan bicaranya.
Sebenarnya, gaya berkomunikasi pasangan itu berbeda-beda tergantung nyamannya gimana dan kesepakatan dari pasangan itu sendiri. Yang terpenting adalah bagaimana komunikasi tersebut dilakukan dengan baik supaya tidak memunculkan miskomunikasi dan masalah dalam suatu hubungan. Karena komunikasi merupakan salah satu kunci penting dalam mencapai hubungan yang sehat dan bahagia. Dari sini kita bisa belajar bahwa pentingnya membangun komunikasi dengan baik.
Sekian sedikit opini dan juga curhatan akhir tahun oleh penulis yang dimana judul “Katanya anak komunikasi, tapi kok belum bisa membangun komunikasi yang baik” ini diambil dari cuplikan kisah penulis.
Terima kasih, kisah kesempatan mengagumimu di tahun 2024 ini, dan sampai berjumpa di tahun 2025 yang mana semua kisah di tahun ini akan usai, dan mungkin episode mengagumimu pun juga usai.
“Pada dasarnya yang membuat bertahan itu bukan cinta, tapi melainkan komunikasi yang tenang, baik dan nyaman otomatis cinta akan mengalir terus, tapi kalau komunikasi kurang semua akan terasa hambar”.
Sebuah ilustrasi yang mengandung banyak makna dan kenangan: