Oleh: Amir Saddad Aufa, Pengurus Departement Kamera UKM Jagad Layar Sinema UIN Salatiga 2024-2025
Kehilangan orang yang kita cintai pasti akan menimbulkan luka di hati, apalagi kalau kita sudah membuat banyak sekali kenangan bersamanya. Tapi dengan adanya sakit hati tersebut, diri ini tidak bisa untuk terus menerus berlarut dalam kesedihan. Ada satu pertanyaan yang sering menghantui saya; Akankah dengan mencari kesibukan kita bisa melupakan dia?Saya masih ingat saat di mana saya pertama kali kehilangan seseorang yang sangat saya cintai. Perasaan sedih, kecewa, marah, bahkan putus asa bercampur aduk dalam satu waktu.
Saya merasa kehilangan arah dan tujuan hidup pada saat itu, bahkan saya merasa bahwa bumi ini berhenti untuk berputar. Tetapi seiring waktu, saya mulai berpikir apakah saya akan begini terus? Lantas saya menyadari bahwa terlalu larut dalam kesedihan tidak akan mengubah segalanya. Memang sulit untuk cepat melupakan seseorang yang kita cintai, semua itu tidaklah instan seperti yang kita bayangkan. Kita harus bisa belajar mengikhlaskan, belajar melepaskan, dan belajar untuk menerima keadaan.
Dari sinilah semua dimulai, saya menyadari bahwa kesedihan tidak bisa menjadi penghalang untuk maju. Saya mulai mencari kesibukan untuk mengalihkan rasa sakit ini. “Bagaimanapun saya harus sibuk, agar tidak teringat apa pun tentang dia,” intinya saya berusaha untuk sesibuk mungkin agar berhasil lupa dengan dia. Walaupun saya menyadari mencari kesibukan tidak bisa menghapus kenangan, tapi bisa membantu mengurangi rasa sakit ini.
Kesibukan membantu saya memahami bahwa hidup ini terus berjalan, dan masih banyak hal-hal baru yang menunggu untuk saya temukan. Saya juga menyadari bahwa tujuan saya mencari kesibukan ini tidak hanya tentang melupakan dia, tetapi juga tentang bagaimana saya mencari jati diri ini. Di sinilah saya menyadari di mana letak kelebihan dan kekurangan saya. Kesibukan juga membuat saya menjadi lebih percaya diri kembali, setelah sekian lama saya berlarut dalam kesedihan.
Namun memang tidak bisa dipungkiri, ingatan tentang kenangan manis bersamanya tidak bisa sepenuhnya hilang. Terkadang kenangan tersebut masih menghantui diri ini, tetapi tidak separah waktu lalu. Semua ini tentang mengikhlaskan, bagaimana kita belajar menerima keadaan, bagaimana kita bisa belajar dari pengalaman yang ada.
Dalam perjalanan mencari kesibukan ini, saya merasa kesibukan ini bukanlah semata-mata hanya obat hati untuk melupakan dia, tetapi juga menjadi wadah untuk menemukan jati diri ini, menjadi tempat untuk kembali dalam performa terbaik kita. Kesibukan ini membantu saya bangkit dari keterpurukan dan menemukan kekuatan untuk terus melaju.
Jadi jawaban atas pertanyaan saya adalah: ya, kesibukan bisa membantu untuk melupakan seseorang, tetapi lebih penting lagi kesibukan ini membantu kita menemukan jati diri kita sendiri. Karena sejatinya melupakan seseorang itu tidak akan bisa, yang bisa kita lakukan hanya ikhlas menerima apa yang terjadi, dan harus tetap melanjutkan langkah kita.
