Scroll untuk baca artikel
Example floating
Example floating
Example 728x250
OpiniPendidikan

Dilema Profesi Guru dalam Mendidik

×

Dilema Profesi Guru dalam Mendidik

Sebarkan artikel ini
Oplus_131072
Example 468x60

Oleh: Fahdan Mumtaz, Mahasiswa UIN Salatiga

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Di tengah tanggung jawab besar guru sebagai pengajar, pendidik, dan pembentuk karakter siswa, mereka kerap dihadapkan pada dilema “Bagaimana menerapkan disiplin tanpa dianggap melanggar hak siswa?

Example 300x600

Persoalan ini menjadi perhatian publik ketika sejumlah guru justru dijerat hukum pidana akibat tindakan disiplin yang mereka ambil terhadap siswa yang melanggar aturan sekolah. Guru adalah salah satu elemen penting dalam pendidikan, yang memiliki tanggung jawab besar untuk mendidik dan membentuk karakter siswa. Namun, dalam beberapa kasus belakangan ini, tindakan guru untuk mendisiplinkan siswa justru menjadi bumerang bagi mereka.

Fenomena ini sering kali memunculkan kasus viral media sosial yang berujung pada persekusi hukum. Teori Spiral of silence merupakan sebuah teori tentang berubahnya public opinion. Dalam teori ini Elisabeth Noelle-Neumann (1984) berasumsi bahwa individu memiliki opini tentang berbagai isu, akan tetapi, ketakutan akan terisolasi menentukan apakah individu itu akan mengekspresikan opini-opininya secara umum.

Dalam konteks ini, teori Spiral of silence memberikan perspektif yang relevan untuk memahami mengapa suara-suara yang mendukung guru cenderung tenggelam di tengah arus opini publik yang negatif. Teori Spiral of Silence menjelaskan bahwa individu sering kali memilih diam ketika pendapat mereka bertentangan dengan opini kelompok mayoritas.

Dalam konteks kasus guru pengajar yang beberapa bulan ini viral, opini publik yang terbentuk di media sosial sering kali menyudutkan guru tanpa mempertimbangkan fakta atau konteks sebenarnya. Ketika sebuah kasus viral, banyak orang cenderung mengikuti arus opini dominan yang mengecam guru, sehingga suara yang mendukung guru tenggelam karena takut dikucilkan atau bahkan diserang. Akibatnya guru kehilangan ruang untuk membela diri, dan masyarakat kehilangan perspektif yang lebih seimbang.

Media sosial menjadi alat yang mempercepat penyebaran opini tanpa mengetahui apakah berita sesuai fakta atau hoax. Dalam kasus ketidakadilan guru , narasi yang muncul di media sosial sering kali tidak memberikan ruang bagi penjelasan dari pihak guru atau institusi sekolah. Narasi yang hanya berfokus pada sisi emosional cenderung membangkitkan kemarahan publik, yang memperparah tekanan terhadap guru. Teori Spiral of Silence memperkuat pada opini publik, bahwa pihak yang mendukung guru atau sistem pendidikan formal lebih memilih diam untuk menghindarai serangan dari publik.

Ketakutan terhadap opini publik yang negatif membuat banyak guru memilih untuk tidak lagi menerapkan disiplin secara tegas, karena banyak dari mereka khawatir akan risiko hukum yang mereka hadapi. Institusi pendidikan juga sering kali bersikap defensif, mengambil langkah aman dengan tidak membela guru yang mengalami masalah, meskipun tindakan guru sebenarnya untuk mendisiplinkan siswa dan masih dalam batas kewajaran. Kondisi ini melemahkan otoritas guru di mata siswa dan masyarakat, sehingga proses pendidikantidak lagi berjalan dengan optimal.

Banyak kasus ketidakadilan guru pengajar menunjukkan perlunya regulasi yang lebih kuat untuk melindungi guru dari persekusi hukum yang tidak adil. Pemerintah, sekolah, dan masyarakat perlu bersinergi dalam menciptakan lingkungan yang mendukung tugas guru, termasuk dengan membangun narasi yang seimbang di ruang publik. Media juga memiliki tanggung jawab untuk menyajikan pemberitaan yang adil dan tidak memperkeruh situasi dengan menyudutkan pihak tertentu.

Ketidakadilan yang dialami guru pengajar di Indonesia menjadi peringatan akan pentingnya perlindungan terhadap profesi ini. Piral of Silence membantu kita memahami bagaimana pendapat mayoritas yang tidak seimbang dapat membungkam suara-suara yang mendukung guru. Untuk mengatasi maslah ini, dibutuhkan upaya kolektif dari pemerintah, masyarakat, dan media untuk menciptakan ruang diskusi yang adil dan memastikan bahwa guru mendapatkan perlindungan hukum yang layak.

Hanya dengan cara ini, sistem pendidikan di Indonesia dapat kembali menjadi sarana yang efektif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan guru pengajar juga tidak akan takut lagi dalam mendisiplinkan siswa yang melanggar aturan sekolah dan norma sosial.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *